Khutbah Gerhana Bulan Kyai Baidlowi Mushlich tgl 31 Januari 2018

Khutbah Gerhana Bulan KH Baidloi Muslich di Malang
Khutbah Gerhana Bulan KH Baidloi Muslich di Malang

Malang, 31 Januari 2018. Ketika Gerhana Bulan total yang disebut dengan istilah “Super Blue Blood Moon”, Santri Pondok Pesantren Anwarul Huda beserta masyarakat desa Karang Besuki melaksanakan sholat gerhana bulan, atau ‘Khusuful Qomar’ di Masjid Sunan Kalijaga Karang Besuki, Kec. Sukun, Malang.

Dalam khutbah nya, KH. Baidlowi Mushlich yang juga menjadi imam menyampaikan beberapa hal didepan sekitar 300 Jamaah di dalam masjid tersebut.

Beliau mengawali khutbah dengan wasiat taqwa, banyak istighfar dan takbir.

“Matahari dan Bulan merupakan 2 tanda-tanda dari sekian banyak tanda kekuasaan Allah, beredar disepanjang orbit yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Semuanya atas kekuasaan Allah”

“Matahari dan bulan, beredar merupakan keagungan dan kehendak Allah SWT.
Bumipun sebenarnya ini bergerak, sangat cepat. Tapi kita terasa tenang. Kenapa..? Karena bumi sangat besar”

“Seperti halnya kita naik kereta api, cepat. Tapi kita didalam terasa tenang. Yang terlihat berjalan justru lingkungan sekitarnya, diluar kereta.
Begitu juga bumi bergerak cepat, namun kita terasa diam, yang terlihat bergerak justru Matahari, bintang dan bulan. Sebenarnya kita justru yang bergerak, sangat cepat”

“Ketika kiamat hendak tiba, matahari tidak muncul selama 3 hari tiga malam. Manusia seluruhnya bingung. Matahari pergi menghadap Allah SWT, sujud kepada-Nya. Lalu setelah tiga hari itu, matahari disuruh untuk kembali ke tempat semula. Matahari pergi ketika Maghrib, juga kembali 3 hari setelah juga ketika Maghrib. Matahari kembali terbit, namun tidak dari timur melainkan dari barat. Saat inilah, kiamat tiba. Semua amal manusia sudah tidak lagi ada yang diterima. Istighfar, sholat, dll sudah tidak berguna. Ketika matahari sampai di tengah siang, bumi digoncangkan dan gunung diletuskan. Semua kehidupan, musnah”.

Baca Juga  Menyambut Tamu Agung Bulan Ramadhan - KH. Chamzawi

‎Beliau juga menjelaskan kehidupan setelah manusia dibangkitkan dari kubur. Dikumpulkan di alam barzah dan menghadap ke Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beliau melanjutkan dengan menjelaskan manusia mengalami mati 2 kali, dan hidup 2 kali. Mati ketika dulu belum lahir, masih berupa air. Kemudian kehidupan setelah lahir di dunia yang kita rasakan ini. Kemudian mati masuk alam kubur. Kemudian hidup lagi ketika di yaumul akhir hingga akherat.

“Ketika bayi lahir, jangan sampai tidak di adzani dan di iqomahi. Siapa yang meng-adzani..? Ya ayahnya sendiri, atau keluarga. Walaupun bayi itu lahir di rumah sakit, jangan sampai tidak di adzani. Adzan ini sebagai imanisasi. Sama halnya dengan imunisasi, agar kebal terhadap penyakit dan kekebalan rubuhnya kuat, imanisasi juga agar jiwanya kuat”.

Beliau juga menjelaskan tentang keutamaan Gerhana. Gerhana ini bukan karena ada kematian atau kelahiran seseorang, melainkan merupakan kehendak dan keagungan dari Allah SWT.

“Apabila kalian ummat Islam tau ada kejadian gerhana, maka perbanyaklah ber-istighfar, bacalah takbir, dan bersedekahlah, serta kerjakanlah Sholat”

Beliau menutup rangkaian khutbah dengan kembali berwasiat taqwa kepada Allah SWT. Di khutbah yang kedua, beliau kembali menyampaikan rukun2 khutbah, serta menutup nya dengan doa.

Itulah beberapa point khutbah yang disampaikan romo Kyai Baidlowi Mushlich, semoga bisa menjadikan kita yang membaca menjadi muslim yang lebih baik. Dan rangkaian sholat khusuf tersebut ditutup dengan saling bersalaman antar jama’ah didalam masjid.

Salam hangat, semoga manfaat.
ardan7779.

You may also like...

1 Response

  1. Rizka andari says:

    Nice article, Terimakasih sudah berbagi..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *