Perbaiki Niat Memperbaiki Diri

perbaiki niat memperbaiki diri
perbaiki niat memperbaiki diri

Sebelumnya, mohon maaf bila mungkin postingan ini ada yang kurang berkenan dihati anda. Ini merupakan pendapat saya yang menemukan fenomena di sekitar, yang menurut saya perlu diluruskan agar tidak muspro kedepannya. Untuk mengurangi kesalah fahaman, domohon sobat membaca sampai akhri post ini.

Sebagian anda, termasuk saya. Semua menginginkan menjadi pribadi muslim yang lebih baik, mulai dari segi berperilaku, beribadah, berakhlak, dan lain sebagainya. Ini sangat baik bagi semua yang mengusahakannya. Menjadi Manusia yang penuh dengan kekurangan, memperbaiki diri adalah suatu hal yang sangat diperlukan.

Ada yang mulai memperbaiki diri dengan cara berpakaian yang rapi. Yang cowok bercelana panjang dan berbaju rapi, yang cewek memakai hijab syar’i. Ada juga yang mulai setiap malam mengaji, bangun malam untuk sholat tahajjud, menghadap kepada Sang Ilahi.

Ada juga yang mulai menyisihkan uang jajan untuk sekedar berbagi, bersedekah ke lembaga pendidikan, masjid, maupun panti. Memenuhi panggilan illahi, menuju masjid dan mulai ikut kajian islami. Ada yang memulai dengan memperbaiki ucapan dalam segala interaksi, menanamkan kalam ilahi disetiap obrolan santai ataupun diskusi. Subhanallah, Masyaallah, Allahu Akbar, menjadi lazim keluar dari lisan semoga juga dari hati.

Perumpamaan memperbaiki diri diatas adalah sangat baik, lalu apa yang harus diperbaiki..?

Saya beberapa kali menemukan, atau mungkin saya pernah melakukannya, status di facebook, instagram, whatsapp story, dll pembahasan perihal jodoh. Tak lupa, banyak juga akun-akun yang menyemangati para kaum Jomblo untuk bersabar dan memperbaiki diri agar jodoh yang dinanti segera hadir menyapa diri.

“Perbaiki dirimu, maka jodohmu juga akan baik”, “Jodoh adalah cerminan diri, maka perbaikilah dirimu”, “Bismillah, istiqomah sholat tahajjud, semoga bisa ketemu jodoh yang terbaik”, “Tetap sabar dan ikhlas, agar mendapat jodoh yang berkelas”.

Well. Amaliyah yang dilakukan sangat mulia, sangat dianjurkan bagi siapa saja. Namun, ada sisi yang perlu diperhatikan disini.

PERIHAL NIAT

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Baca Juga  Slamet Mountain in the Morning

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Hadis diatas menjelaskan tentang niat. Dari sekian penjelasan yang bisa didapat dari hadis diatas, saya akan fokus perihal barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah. Bahwa kita akan mendapatkan seperti apa yang kita hijrahkan, apa yang kita niatkan. Jika kita Sholat Khuesuk agar dilihat sebagai orang alim, maka yang kita dapat hanya dilihat sebagai orang alim, tidak lebih. Jika kita mendonasikan banyak harta agar dilihat sebagai orang dermawan, maka yang kita dapat ya itu, tidak lebih.

Kembali ke permasalahan memperbaiki diri. Jika kita memperbaiki diri hanya karena ingin mendapatkan jodoh yang diinginkan, maka yang kita dapat hanya jodoh itu sendiri, tidak lebih. Padahal, dalam setiap amalan yang kita lakukan, jika dilaksanakan secara ikhlas mencari ridlo Allah, maka insyaallah begitu banyak kebaikan yang akan kita dapatkan, termasuk jodoh itu sendiri.

Rahmat Allah bagi hambanya yang bertaqwa, jauh lebih besar dari sekedar jodoh yang kau pinta.

So. ayo sama-sama perbaiki diri. Tapi ingat, ridlo Allah harus tetap jadi orientasi. Insyaallah, jodoh bakal ‘ngetut mburi’.

Jodoh boleh di incar, boleh dicari. Tapi jangan sampai menciutkan niat ibadah didalam hati.

Jika ada kritik saran, atau menyampaikan pendapat, jangan sungkan untuk menulisnya di kolom komentar dibawah ini. Syukron Jaziilan.

Wallahu a’lam Bishowaab.

Baca Juga  Perbandingan Cara Penentuan Hukum Dalam Islam

Salam Hangat, ardan7779.

You may also like...

2 Responses

  1. alaika says:

    Bener!

  2. Fatimah Anw. says:

    Ya emang banyak yg salah mengartikan memperbaiki diri hanya untuk memperbaiki jodoh -_-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *