Tetep Takdungakno, Mugo Urip Mulyo

Tetep Takdungakno, Mugo Urip Mulyo

Ada sesuatu yang menarik tertangkap di kepalaku, ketika mendengar lagu yang sempat Trending YT #1 tersebut. Lagu dengan judul “Dalan Liyane” yang dibawakan oleh Happy Asmara (Yang sebenarnya saya juga baru tau ketika dirinya trending itu). Sebaris lirik lagu yang saya kira bukan bualan belaka, walau mungkin terasa amat berat ketika mengucapkannya.

Tetep Takdungakno, Mugo Urip Mulyo

Sebelumnya, lagu ini merupakan sebuah gambaran dimana ada seseorang yang ditinggal pergi oleh kekasihnya ketika ia sedang begitu mencintai. Cinta yang tidak berbalas, bertepuk sebelah tangan dan menyebabkan luka yang mendalam. Cinta yang justru menimbulkan rasa kecewa, sakit, kesal, marah, dan merasa ingin membalasnya.

Namun, ia mencoba untuk menerimanya. Ia mencoba berdamai dengan diri sendiri dengan keadaan yang sedang terjadi. Ia sadar, bahwa penyesalan dan sakit yang dirasakan jika diteruskan hanya akan menambah beban. “Cekap semanten maturnuwun” juga menjadi baris lirik lagu tersebut.

Lalu, apa yang menarik..?

Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam merupakan sebaik-baik teladan. Tak ada manusia lainnya yang menyaingi akhlak dan budi pekertinya. Kisahnya sudah diakui oleh Al Qur’an, hikayat-hikayat, bahkan orang non-muslimpun mengakuinya.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar selalu berbuat dan berdoa kebaikan, bahkan ketika kita diinjak, dihina, dicaci dan dimaki, bahkan disakiti. Beliau SAW tidak pernah mengajarkan dendam sama sekali.

Pernah ada seorang pengemis yahudi buta yang tinggal diemperan jalan, setiap harinya selalu mengejek, memfitnah Nabi Muhammad SAW. Si yahudi juga menghasut orang-orang disekitarnya untuk ikut serta tidak memercayai dan memusuhi Nabi Muhammad SAW.

Namun, Apakah Nabi Muhammad SAW balik memusuhi dan menghinanya..? Tidak!

Beliau Nabi Muhammad SAW justru dengan rutin memberikan si yahudi makanan roti yang diberikan dengan sangat lembut hingga si yahudi tidak sadar dan tidak menyangka bahwa orang yang sangat baik itu adalah Rasulullah SAW.

Baca Juga  Dunio Iki, Nek Terus Dituruti Gak Bakal Mari-mari

Sampai disuatu ketika Nabi Muhammad SAW wafat, dan digantikan peran memberi makanan ke si yahudi tersebut oleh Sahabat Abu Bakar. Namun, si yahudi tersebut menyadari bahwa Sahabat Abu Bakar bukanlah orang yang biasa memberikannya makan. Lalu dijelaskan, bahwa yang rutin memberikannya makan sebelumnya adalah Rasulullah SAW dan sudah wafat. Si Yahudi lalu menangis karena tidak tau dan baru sadar bahwa Nabi Muhammad SAW begitu baiknya walau ia telah menyakitinya. Kemudian, si yahudi langsung bersyahadat dan masuk Islam.

Habib Syekh ibn Abdul Qadir Assegaf juga pernah menyampaikan dalam ceramahnya keagungan akhlak dan kesabaran yang luar biasa yang ada dalam sosok Nabi Muhammad SAW. Sakit dan cobaan yang kita terima belum apa-apanya dibandingkan dengan apa yang pernah diterima beliau Nabi Muhammad SAW.

Dan ada banyak kisah yang tak terhitung jumlahnya yang menceritakan keagungan dan kemuliaan Akhlak dan Kesabaran Nabi Muhammad SAW yang sudah sepatutnya kita contoh. Nabi juga tidak mengajarkan untuk berdoa yang jelek-jelek, walau untuk seseorang / kelompok yang sudah mendzolimi beliau dengan begitu kerasnya.

Lalu apa hubungannya dengan “Tetep Takdungakno, Mugo Urip Mulyo”..?

Jika kamu sedang dalam keadaan seperti apa yang digambarkan dalam lagu tersebut, maka tetaplah berprasangka dan berbuat baik. Mendoakan juga tetap dengan doa yang baik. Arti dari penggalan lirik tersebut kurang lebih “Tetap saya doakan dirimu semoga hidup mulia” walau telah menyakiti dengan sebegitu dalamnya.

Baca Juga  TANGISAN dan SENYUMAN

Hakikatnya, doa yang kita panjatkan kepada orang lain juga akan kembali kepada si pendoa itu sendiri, entah itu doa baik ataupun doa yang buruk (seperti melaknat seseorang / kaum). Jadi, jaga lisan dan hati kita agar selalu bersikap dan berdoa yang positif. Walau memang begitu berat, sangat berat, namun itu demi kebaikan kita sendiri juga. Meneladani apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan berdoa selalu dengan kebaikan agar apa yang kembali kepada kitapun selalu sesuatu yang baik-baik.

Cekap semanten, maturnuwun.
wallahu A’lam bis Showab.


Demikian apa yang sempat terlintas ketika saya menikmati lagu ini. Maaf jika penyampaiannya kurang bagu karena memang ini hanya sebatas opini bebas belaka yang saya tulis ditengah kegiatan. Jika bermanfaat, silahkan di share. Jika ada kesalahan, atau saran, silahkan disampaikan. ‘Afwan.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *