Untuk Dosa Yang Kita Lakukan, Jangan Mengkambing-hitamkan Setan

Untuk Dosa Yang Kita Lakukan, Jangan Mengkambing-hitamkan Setan

Manusia, kita, mempunyai tugas utama dan yang paling utama.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

Ini berarti tidak ada perintah lainnya sama sekali, kecuali untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka, usahakan dalam setiap kita melakukan sesuatu, walau itu urusan dunia, asal bukan maksiat, kita harus tetap dilandasi dengan niat beribadah kepada Allah SWT, kita niatkan untuk mendapatkan ridlo-Nya.

Namun, manusia juga sering melakukan kesalahan, kelalaian, dan perbuatan maksiat karena memang tidak ada manusia yang sempurna.

Iblis, ketika diusir dari surga karena enggan bersujud kepada Nabi Adam, bersumpah untuk menyesatkan ummat manusia agar lalai terhadap Tuhannya dan Allahpun mengabulkan permohonan Iblis.

Memang demikian, namun tidak berarti selalu menyalahkan godaan syetan ketika kita berbuat kemaksiatan.

Hawa Nafsu Manusia

Ada dua jenis nafsu yang berada pada dalam diri manusia. Yaitu nafsu Muthmainnah dan nafsu Lawwamah.

1. Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang membawa kepada kepada ketenangan jiwa, menjawab petunjuk atau hidayah dari Allah SWT sehingga terbebas dari maksiat dan tetap dalam keadaan tenang, tentram. Menjalankan perintah Allah SWT untuk tetap beribadah kepada-Nya.

2. Nafsu Lawwamah adalah nafsu yang membawa kepada keburukan. Walaupun telah mendapat hidayah agar tidak berbuat maksiat, namun tetap saja hati memberontak dan akhirnya melakukannya. Nafsu ini membawa kepada kegelisahan, tidak tenang dan selalu berfikiran negatif.

Setiap manusia mempunyai kedua nafsu diatas. Terkadang, salah satu lebih dominan dan mengalahkan yang satunya.

Ada pernyataan menarik yang saya dapat dari salah satu video yang menunjukan komentar dari salah satu makhluk ghaib yang merasuk ke tubuh manusia (dalam salah satu tayangan televisi), bahwa:

"Manusia tidak perlu digoda, sudah melenceng sendiri"

“Manusia tidak perlu digoda, sudah melenceng sendiri”

"Setan sekarang sedang bersantai-santai. Laa, Manusianya yang malah nyari setan, bukan setan mencari manusia"

“Setan sekarang sedang bersantai-santai. Laa, Manusianya yang malah nyari setan, bukan setan mencari manusia”

Benar Saja!. Ketika syetan dibelenggu di Bulan Ramadhan, sehingga manusia muslim bisa lebih khusuk beribadah kepada Allah SWT dengan berpuasa, juga ibadah-ibadah lainnya, masih saja Manusia Muslim yang mengerjakan maksiat.

  • Tidak berpuasa
  • Pacaran
  • Mencuri
  • Bahkan Hasud dan menggunjing
Baca Juga  Berpura-pura Lupa

Mengapaa..? Apa yang terjadi..? padahal pada bulan yang suci itu syetan sudah di nash bahwa mereka dibelenggu.

Dalam sebuah riwayat, bahwa Nabi Agung Muhammad SAW telah bersabda:

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim). Selengkapnya simak di nu.or.id 

Untuk dosa yang manusia lakukan, jangan melulu mengkambing-hitamkan setan.

Inilah celah paling besar manusia dalam mendapatkan dorongan untuk berbuat maksiat. Yaitu Nafsu Lawwamah, nafsu yang buruk. Tidak melulu bahwa maksiat yang manusia, kita, lakukan adalah hasil jerih payah syetan dalam menggoda, namun kitalah sendiri yang sangat lemah dalam men-manage nafsu kita.

KITA SERING KECOLONGAN!

Membiarkan Nafsu jahat kita membelenggu kita untuk berbuat baik, malah terdorong untuk berbuat maksiat. Bukan karena syetan, tapi seringkali karena lemahnya iman yang menyebabkan nafsu jahat memperbudak kita.

Naudzubillah.. Astaghfirullah… Semoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan kita.

Maka dari itu, mari kita sadar diri, mengakui segala dosa yang telah terlewati. Berusaha agar tidak terulang kembali. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk melawan Hawa Nafsu kita yang merupakan lawan terberat dalam diri manusia.

Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah

Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah


Sekian, pembahasan singkat kali ini. Semoga bermanfaat. Kritik saran, silahkan tinggalkan komentar.

Syukron, jazaanallahu khair..

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *