Abah Mukhlas: Dunia Adalah Kesenangan Sedikit yang Menipu
Assalamu’alaikum, Sobat ardan. Alhamdulillah, kali ini ada sedikit catatan petuah hikmah dari Abah Mukhlas, salah satu dari Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Brebes di acara PHBI Orda HISBAN pada 20 Juni 2018 kemarin.
Pada kesempatan yang baik tersebut, Abah Mukhlas menyampaikan beberapa point yang sangat mengena dengan cara penyampaian yang ‘khas’ dan mudah dicerna. Salah satunya yaitu terkait dengan perihal Dunia.
Berawal dari kedatangan beliau yang sempat terkendala oleh kemacetan (arus balik), beliau membuka dengan hikmah dibalik kemacetan itu. Bahwa dunia ini merupakan kesenangan sedikit dan menipu.
Wa mal hayaatud Dunyaa illaa Mataa’ul Ghuruur
“Dan Dunia ini tidak lain merupakan kesenangan sedikit dan sesaat serta menipu”
Mata’ -> Merupakan kesenangan, nikmat yang bisa dirasakan oleh manusia. Bersifat sementara, tidak lama dan sejatinya tidak banyak melainkan sangat sedikit.
Ghurur -> Berarti membujuk, menipu, fana. Tidak nyata dan bisa memperdaya. Tidak sama dengan apa yang dibayangkan. Mungkin ketika membayangkan perihal dunia sangat mencorong sekali, tetapi sebenarnya itu tidak nyata.
Beberapa kasus yang membuktikan bahwa Dunia itu Mata’ dan Ghurur
Ketika sedang berpuasa dan menyiapkan hidangan untuk berbuka, maghrib masih lumayan lama. Makanan yang dihidangkan sangat banyak dan beraneka rasa serta menggoda selera. Mulai dari minuman segar, makanan pembuka dan lain sebagainya. Ketika masih berpuasa, sangat terlihat menggoda dan yakin bahwa nanti ketika berbuka akan disantap semuanya, sampai habis, ludes!. Nyatanya, ketika sudah waktunya berbuka, baru menyantap kolak / makanan sedikit saja, kenikmatan yang tadinya dibayangkan sebelum waktu berbuka tidak seperti nyatanya ketika memakannya.
Dunia itu Mataa’ul Ghuruur
Ketika zaman dahulu dan belum begitu banyak kendaraan bermotor. Motor hanya dimiliki oleh mereka yang kaya raya atau keluarga ternama. Zaman dahulu membayangkan jika mempunyai motor, wuuuah! sangat nikmat, apalagi memiliki mobil, luar biasa!ย bisa kemana-mana sangat nyaman dan bebas hambatan.ย Namun, nyatanya sekarang. Semakin banyak kendaraan dan banyak orang yang memilikinya, tapi juga tidak senikmat ketika dahulu dibayangkan. Macet, polusi udara, pajak, dan lain sebagainya menjadi kendala tersendiri.
Dunia itu Mataa’ul Ghuruur
Zaman dahulu menjadi santri / masyarakat makan masih sangat sederhana. Daging atau masakan mewah sangat jarang ada, apalagi bagi kaum santri yang notabenenya sangat sederhana. Membayangkan makan enak setiap hari merupakan sebuah kenikmatan tiada tara yang sangat didambakan. Namun nyatanya, zaman sekarang hapir semua makanan enak bisa dijangkau dan dinikmati oleh semua kalangan masyarakat termasuk santri. Tetap tidak senikmat dahulu ketika membayangkan karena jika makan makanan zaman sekarang sudah dihantui oleh kolesterol naik, gula darah naik, kesehatan terganggu. Bahkan malah tidak sedikit yang akhirnya tidak boleh makan ini itu, bukan karena makanannya tidak ada / mahal, melainkan kondisi tubuh yang sudah banyak terkena penyakit dan harus kembali mengkonsumsi makanan sederhana seperti zaman dahulu.
Dunia itu Mataa’ul Ghuruur
Zaman dahulu, ekonomi belum begitu maju. Pergi beribadah haji merupakan cita-cita bagi setiap Ummat Islam termasuk santri. Membayangkan bisa memiliki uang banyak sehingga sanggup untuk biaya berangkat haji merupakan kenikmatan yang sangat besar. Rumangsane,ย Jika biaya haji murah dan banyak uang, bisa berangkat haji semaunya sendiri, kapan saja. Tetapi sekarang, biaya haji sudah terjangkau dan uang untuk membayar sudah ada, namun sama saja tidak senikmat seperti yang dahulu dibayangkan, karena zaman sekarang harus mengantri sekian tahun (sekitar 20 tahun) untuk bisa berangkat. Uang banyak saja, tidak bisa seenaknya untuk biaya haji, semua harus mengantri.
Dunia itu Mataa’ul Ghuruur
Perkara dunia memang merupakan sorotan yang menyilaukan, Mencorong!. Semua akan silau jika melihat gemerlap dunia, membayangkan sekian banyak kesenangan dunia sangat menggiurkan. Namun, selama itu kesenangan dunia, itu hanya fana.ย Dunia itu Mataa’ul Ghuruurย yang terkadang banyak orang lalai terlena. Boleh kita menikmati kesenangan di dunia ini, namun jangan sampai membutakan hati. Karena kenikmatan yang Haqiqi hanya akan dirasakan oleh Orang Beriman yang Bertaqwa dan Beramal Sholeh di akherat nanti.
Dunia itu sangat terbatas, berbeda dengan Akherat nanti. Sebanyak apapun ummat manusia dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman jika dikumpulkan di Surga, sama sekali tidak akan kurang kenikmatan dan tempatnya. Kenikmatan yang tidak berbatas bagi Ummat yang mau bersegera mencari ampunan Allah SWT.
Allah Berfirman dalam Kitab Suci Al Qur’an QS. Ali Imran: 133
ููุณูุงุฑูุนููุง ุฅูููููฐ ู ูุบูููุฑูุฉู ู ููู ุฑูุจููููู ู ููุฌููููุฉู ุนูุฑูุถูููุง ุงูุณููู ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู ุฃูุนูุฏููุชู ููููู ูุชููููููู
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Allah Tuhanmu dan mendapatkan Surga, yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Begitulan sedikit catatan ringkasan hikmah yang disampaikan oleh Abah Mukhlas terkait dengan Dunia. Mungkin dengan sedikit penambahan redaksi, namun insyaallah tidak merubah arti.
Purbalingga, 20 Juni 2018.
Salam hangat, ardan7779.