Al Qur’an Jangan Disepelekan.

Sebagai penganut ajaran agama Islam, terlebih dahulu kita harus melaksanakan kewajiban yang bersifat fardlu ain. Jangan malah memburu fardlu kifayah, sunnah, makruh atau bahkan haram duluan. Yang termasuk fardlu ain adalah mempelajari al qur’an, jangan sampai di antara keluarga kita yang tidak faham al qur’an. Jika kita belum faham atau dalam proses pemahaman al qur’an maka jangan sampai kita meremehkan ketidak tahuan kita tentang al qur’an, jika kita sengaja memprioritaskan hal lain sebelum al qur’an maka jelas kita mendholimi diri kita sendiri. Apalagi sampai meremehkan ahli al qur’an.

Al Qur’an Jangan Disepelekan

Orang yang mempelajari al qur’an, yang memahami al qur’an atau bahkan penghafal al qur’an harus kita muliakan. Mereka adalah orang yang dimuliakan oleh Allah swt dan rosulnya, sering kali kita jumpai saudara kita yang masih berparadikma salah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan wahyu Allah swt ini. Mengapa saya bilang seperti itu, coba kita lihat acara-acara seremonial di daerah kita pasti jarang yang menambahkan acara kedua yaitu pembacaan ayat suci al qur’an, harusnya kita tidak rela penyelenggaraan acara-acara besar seperti mauled nabi, isro’ mi’raj dsb yang tidak diawali dengan bacaan al qur’an.

Diacara penting biasanya para pembaca al qur’an dibisikin dulu oleh panitia atau mc dengan kata-kata “eh mas mohon maaf pembacaan qur’annya disingkat njeh….masih banyak rangkaian acaranya”.

Masih banyak lagi keprihatinan yang sanggup membuat kita mengelus dada :

  1. Guru ngaji belum dianggap profesi yang mulia nyaris tidak ada penghargaan bagi mereka
  2. Bisyaroh pembaca al qur’an berlipat-lipat lebih kecil disbanding dengan gaji biduan
  3. Ketika ada yang khidmat membaca al Qur’an para hadirin malah ngobrol ramai
  4. Sering kali MTQ hanya dibuat mainan dan menang-menangan tanpa follow up yang jelas
  5. Parade drum band dan pop singer lebih semarak dari pada parade qiro’ah
  6. Porsi nonton tv dan film jauh lebih besar dari mengaji
  7. Dimanapun selalu pegang hp, I pad, tablet dll tapi al qur’an selalu tampak baru padahal sudah bertahun-tahun pembeliannya
  8. Menghadiri undangan pernikahan, khitanan, ulang tahun harus berpakaian mewah dan wangi selalu, tapi saat mengaji sangat kumuh dan bau
  9. Saat nonton bioskop nyaris tidak berkedip sedikitpun namun saat mengaji selalu menguap setiap ayatnya
  10. Buku umum, ensiklopedia, dan kamus bersampulkan plastic dan kertas yang indah nan elok, namun al qur’an sudah terlalu lusuh dan kotor karena kurang terawat
  11. Buku umum, ensiklopedia, dan kamus selalu ditata dan dibersihkan, namun al qur’an kok malah sobek-sobek dan ditaruh di tumpukan paling bawah
  12. Ratusan ribu bahkan jutaan rupiah dianggap murah untuk biaya les eksak, computer dan music. Namun ironisnya lima puluh ribu untuk memperbaiki bacaan qur’an masih banyak pertimbangan
  13. Kita sangat bangga ketika siswa kita hafal istilah-istilah ilmiyah, sains dan teknologi, namun kita tidak prihatin pada siswa kita yang tak kenal istilah saktah, imalah dan tashil,
Baca Juga  Abah Mukhlas: Dunia Adalah Kesenangan Sedikit yang Menipu

Writer: Ust. Luthfi Hakim (UIN Maliki Malang)

You may also like...

2 Responses

  1. Anyik says:

    Bahkan sampai adab memegang Al Qur’an pun tidak diindahkan sekarang, padahal sudah jelas kaidahny : ” Laa Yamassuhu, illal muthoharuun” bukankah begitu bi? hihi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *