9 Sensasi Melakukan Pendakian Malam Hari

9 Sensasi Pendakian Malam Hari

Halloo travelers.. Kali ini aku bahas beberapa sensasi yang didapatkan ketika kita melakukan pendakian malam hari. Banyak banget sensasinya, ada yang positif juga ada negatifnya. Naahh.. disini akan saya bahas berdasarkan opini pribadi selama melakukan pendakian yang sudah dilakukan.

Mendaki Malam Hari menjadi primadona bagi sebagian tim pendaki, namun juga ada yang menyarankan untuk menghindarinya. Berikut beberapa sensasinya, simak yaa..

1. Lebih Adem, geeerr..

Tentu, dan tidak menipu. Pendakian Malam Hari lebih adem karena si matahari masih terlelap, hanya ada sang rembulan yang menemani, itupun jika dirinya berkenan. Suasana dingin menyelimuti, namun jangan salah karena sedingin-dinginnya malam, masih dingin sikapnya. eh, maksunya sedingin-dinginnya malam, jika dibawa dengan jalan mendaki, maka tetap akan terasa sumuk. Saya sendiri jika mendaki malam hari, tetap memakai kaos oblong, atau cukup menggunakan kemeja flanel, tidak berjaket. Namun, jika istirahat terlalu lama, dan tidak ada pergerakan seperti jalan, maka dingin akan menusuk tulang. Jadi, jika malam hari harus konsisten berjalan untuk menjaga suhu tubuh, jika istirahat sebentar saja untuk menormalkan pernafasan.

2. Hemat Air

Salah satu yang paling urgent ketika mendaki, adalah ketersediaan air. Melakukan pendakian malam hari akan memiliki point sangat bagus untuk melakukan penghematan air. Mengapa..? Lebih dingin dan tidak cepat haus, tidak terlalu banyak minum ketika mendaki. Minum hanya seteguk dua teguk jika memang diperlukan. Tidak banyak minum juga baik untuk menjaga kekuatan lutut dan persendian kaki, karena jika terlalu banyak minum akan menjadikannya cepat pegal (base on experience). Air minumpun adem dengan sendirinya, jika diminum sedikit saja sudah segar luar biasa.

3. Tidak Tertipu cinta Puncak Palsu

Sering tertipu dengan janji dan bayangan palsu..? tenan, jika kamu melakukan pendakian malam hari, maka terbebas dari semua itu. Suasana gelap, dan penerangan ala kadarnya, hanya menerangi jalur pendakian, membuat kita tidak usah mereka-reka “OOh.. itu looh puncaknya, sebentar lagi, udah kelihatan” –> ZONK!, ternyata hanya puncak palsu 🙁 . Kita tidak akan disuguhi puncak2 palsu. tetap menatap kedepan jalur pendakian.

Baca Juga  MENANGKAL GERAKAN RADIKAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN NKRI

4. Perjalanan Lebih Santai, Tau-tau Nyampai

Santai Braaaaay.. Sambil menikmati suara-suara khas hutan malam hari, tiupan angin sepoy-sepoy, terkadang mengenai pohon cemara, wuuuuss.. wenak deh. Gelap dan fokus kepada tapak jalan didepan. Rosulullah SAW juga bersabda:

 ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺪُّﻟْﺠَﺔِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻷَﺭْﺽَ ﺗُﻄْﻮَﻯ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ

“Hendaklah kalian bepergian pada waktu (Duljah) malam, karena seolah-olah bumi itu terlipat pada waktu malam.” HR. Abu Dawud no. 2571, al-Hakim II/114, I/445, hasan.

Nah kan, Nabi juga sudah menjelaskan bahwa seolah-olah bumi terlipat. Jadinya ehhhhhh.. tau-tau nyampai, terasa lebih cepat dan tenaga lebih hemat.

5. Menikmati Limpahan Bintang dan Lampu Perkotaan

“Tergantung amal ibadah anda” Mendapatkan view malam hari yang indah, jika memang cuaca bersahabat. Suasana perkotaan dengan gemerlap lampunya, serta langit hitam dengan pasar bintangnya. Luar Biasa..! Sesekali bisa ambil foto dengan kamera yang mumpuni tentunya.

9 Alasan Mengapa Pendakian Malam Hari Lebih Bersensasi

Pemandangan Lampu Perkotaan

Foto Bintang dan Milkyway

Foto Bintang dan Milkyway

6. Lebih Berbahaya

Nah, mulai point 6 ini mungkin sensasi dari sisi negatifnya. Yang pertama lebih berbahaya. Tentu, malam hari dengan gelap gulitanya, penerangan seadanya, serta jalur hutan yang terkadang ada jebakan tak terkira. Namun, bisa diantisipasi dengan menyiapkan penerangan yang cukup, serta mempelajari jalur yang dihadapi. Kalau saya, biasanya minimal selang seling antara anggota tim harus memegang senter, jadi tidak harus semuanya pegang untuk menghemat sumber cahaya, atau paling tidak depan dan belakang sendiri.

7. Minim Oksigen

Konon kata guru saya ketika zaman SMA, tumbuhan akan mengeluarkan oksigen dan menyerap karbondioksida ketika siang hari, namun akan sebaliknya, menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida ketika malam hari, sehingga melakukan pendakian malam hari seakan berebutan oksigen yang ada dengan tumbuhan disekitar anda. Sangat tidak dianjurkan melakukan pendakian malam hari jika ada salah satu anggota tim yang terjangkit ispa.

Baca Juga  Rasa Cinta yang Paling Rahasia

8. Perlu Menyiapkan Penerangan

Sudah mafhum (baca: difahami) yaa.. Di hutan pegunungan, tentu berbeda dengan perkotaan dengan semua gemerlap lampu dan tipu daya dunia. Penerangan hanya dari kita yang kesana, sehingga perlu disiapkan dengan matang. Sediakan senter yang cukup, bukan hanya itu, baterainya pun juga harus dipastikan full dan mencukupi selama pendakian hingga kembali pulang. Jika anda membawa powerbank dan gadget, utamakan pastikan dulu untuk penerangan cukup sebelum mementingkan baterai gadget anda.

Penerangan dengan Powerbank dan Lampu LED Stick

Penerangan dengan Powerbank dan Lampu LED Stick

Untuk penerangan, saya sangat cocok dengan kombinasi powerbank + lampu led stick. Disamping awet baterai, cahayanyapun sangat terang, juga lebih murah serta bisa berfungsi ganda powerbanknya. Bukan hanya itu, kombinasi ini juga bisa untuk menerangi 2-3 orang dalam tim, juga bisa untuk lampu didalam tenda.

9. Rentan mantan Setan

Pocong uhuy

Naaaaaaahh.. Yang terakhir ini horor ya. Antara mantan dan setan, sama-sama horor kan..? uppps. Ada banyak sekali mitos dan kisah misteri di setiap gunung yang ada, terutama di Indonesia. Kalau saya pernah ngaji dan dijelaskan, bahwa gunung dan laut memang tempatnya makhluk Allah selain manusia berkumpul, termasuk yang halus2 gitu.. Namun, kita tidak akan diganggu selama kita tidak mengganggu mereka. Iyaap, benar. Alhamdulillah, saya selama ini tidak pernah diganggu oleh makhluk astral sama sekali. Insyaallah, kuncinya satu. Eling neng Gusti Pengeran (baca: Ingat kepada Allah SWT). Jangan lupa untuk melakukan doa bersama sebelum melakukan pendakian, juga perbanyak sholawat ketika memasuki hutan, insyaallah tidak ada gangguan. Atau jika tetap saja dinampakkan, mungkin hanya sebatas ingin kenalan :3


OK, sekian 9 Sensasi Melakukan Pendakian Malam Hari. Jadi gimana menurut sobat semua..? Bersensasi bukan..? Pilihan ada di diri dan tim anda semua, persiapkan baik-baik agar Selamat Sampai Pulang Kembali, karena itu tujuan utama sebuah perjalanan.

9 Alasan Mengapa Pendakian Malam Hari Lebih Bersensasi 5

Bersama Rekan tim ketika melakukan pendakian ke Gunung Slamet, 2017.

*Salam hangat, ardan7779.

 

Baca Juga  Ilmu Seperti Garam, Adab Seperti Tepung

You may also like...

2 Responses

  1. fadlan maghfur says:

    Waduuhh.. iku poconge kog unyu gitu 😂😂

  2. Elvaricha says:

    Nice 👍

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *