Menyambut Tamu Agung Bulan Ramadhan – KH. Chamzawi

Pengajian Menyambut Bulan Suci Ramadhan bersama KH. Chamzawi

intro: Bulan Ramadhan atau Bulan Puasa sebagai bulan Istimewa yang ditunggu ummat Islam sebentar lagi akan segera tiba, tinggal menunggu hari. Segala persiapan lahir dan bathin sebaiknya sudah mulai dipersiapkan sejak dini agar bisa maksimal dalam melaksanakan ibadah di bulan mulia ini. Salah satunya yang melakukan adalah salah satu startup di Malang bernama Inagata (https://www.inagata.com/) yang bertepatan ulang tahunnya yang ke-4 juga melaksanakan pengajian umum dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan yang diisi mauidzah hasanah oleh KH. Chamzawi dari UIN Malang. –> Berikut beberapa catatan yang saya dapatkan:


Puasa adalah ibadah yang paling beda dengan ibadah lainnya. Yg lain itu ‘melakukan’ sedangkan puasa itu ‘melakukan untuk tidak melakukan’. Kita sholat, berarti kita ‘melaksanakan’ gerakan dan bacaan sholat. Kita haji, berarti kita ‘melaksanakan’ gerakan dan rukun haji. Namun, berpuasa berarti kita melakukan untuk tidak makan, tidak minum, tidak jima’ dan larangan lainnya.

Anak kecil yang belum baligh, walau belum wajib jika puasa maka puasanya tetap sah. Jika sholat, maka sholatnya sah. karena dalam ilmu fiqih, terhitungnya sebuah amalan sah adalah jika terpenuhi syarat dan rukunnya. begitupun jika haji, maka hajinya juga sah namun jika sudah besar dan berkecukupan mampu haji wajib bagi anak itu untuk haji lagi karena yang dulu haji menggunakan harta orang tua.

Menentukan awal puasa dan idul fitri, menggunakan rukyatul hilal.

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ وَانْسُكُوا لَهَا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا ثَلَاثِينَ فَإِنْ شَهِدَ شَاهِدَانِ فَصُومُوا وَأَفْطِرُوا

“Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.” HR. An Nasai no. 2116. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih

Dari hadist ini, dijelaskan bahwa penentuan awal puasa dan awal idul fitri adalah menggunakan melihat hilal. Namun, jika ada perbedaan tidak masalah. Namun tetap yang disebar luaskan yaitu keputusan resmi dari pemerintah. Ada cerita dengan syekh dari mesir yang heran ketika penentuan Awal Ramadhan dan Syawal di Indonesia, kenapa ada banyak perbedaan yang disebar luaskan, sedangkan di Mesir sendiri juga ada perbedaan awal bulan seperti ini, namun yang di Mesir yang disebar luaskan tetap hanya keputusan pemerintah, di Indonesia dalam hal ini adalah Kementrian Agama.

Baca Juga  Kaprah Lafadz Takbiran Yang Perlu Dililuruskan Menurut Mbah Maimoen Zubair

Indonesia memang negara terbesar ummat islam, namun adanya sekat-sekat perbedaan menjadikan sangat kontra produktif dan mudah untuk diombang ambing. Ini yang harus kita sadari bersama agar bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan ummat Islam, agar tetap kokoh bersatu tidak mudah di pecah belah. Adanya perbedaan ini adalah sebagai rahmat, agar saling menghargai satu sama lain.

Surga merindukan 4 golongan ini:

– Taalil Quran (Orang yang membaca Al Qur’an)

– Haafidzul Lisan (Orang yang menjaga lisan)

– Muth’imunith Tha’aam (Orang dermawan dengan memberi makan)

– Shoimin Fis Syahri Ramadhan (Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan).

1. Taalil Qur’an

Perbedaan Taali dan Qiroah adalah jika Qiroah itu berarti membaca dan si pembaca faham apa yang dibaca, jika belum faham apa yang dibaca berarti sebatas Taali. Keistimewaan Al Qur’an adalah cukup membaca sebatas Taali (tidak harus faham), maka tetap mendapatkan keutamaannya dan pahala. Tapi tetap lebih baik juga faham serta mengamalkannya.

Ada yang lebih keras lagi, bahwa membaca berarti juga harus melakukan. Kalau membaca tapi belum melakukan berarti belum baca. Seperti peringatan “Dilarang Merokok”, tapi tetap merokok di situ.

Banyak orang yang membaca al Qur’an tapi malah terkena laknat. “Karena mereka mengharamkan yang dihalalkan al Qur’an dan menghalalkan apa yang diharamkan al Qur’an”. Naudzubillah. Namun, ini bukan menjadi alasan untuk tidak membaca al Qur’an, karena tetap kita sebagai Muslim harus membaca kitab pedoman hidup, kitab suci bernama al Qur’an dengan mengharap Ridla Allah SWT.

Menjadi ummat islam seharusnya bangga karena Islam adalah agama satu-satunya yang kitab sucinya paling sering dibaca. Sekian banyak khataman al Qur’an di seluruh dunia. “memang pernah ada khataman injil atau kitab yang lainnya..?” hehe.

Baca Juga  Nashaihul 'Ibad: Dahulukan Adab Daripada Ilmu

Al Qur’an juga memiliki berbagai macam tafsir yang ditulis ulama. Hanya al Qur’an. Sedangkan kitab suci yang lain apa ada yang memiliki tafsir..?

Sejauh ini maka jangan hanya berbangga, namun harus dibaca dan sebisa mungkin difahami dan diamalkan.

2. Haafidzul Lisan

Berkata yang baik adalah perintah Allah. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa menghadapi Fir’aun yang notabenenya adalah seorang kafir dan merupakan musuh Allah dan Rasulnya, tetapi Nabi Musa tetap diperintahkan untuk berbicara secara santun. (Qoulan Layyina)

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaha, ayat 44)

Ucapak yang baik ini bertujuan agar (diharapkan) bisa merasuk ke lubuk hati Fir’aun dan mampu menerima hidayah yang datang kepadanya.

Jadi jika ada ummat islam ada yang kurang baik ucapannya, kasar, tidak benar, selalut emosi, maka sejatinya dia belum bisa mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Menyambut Bulan Suci Ramadhan Pengajian bersama KH. Chamzawi

3. Muth’imunith Tha’aam

Ini merupakan kisah dan  maqolah Ibnul Mubarak, membahas perihal keutamaan memberi makan.

Kisah seorang Ibnul Mubarak ketika Thawaf dan merasa capek, kemudian tidur, lalu ia bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan beliau menitipkan salam kepada Bahrom seorang majusi. Maka Ibnul Mubarak ragu, heran. Mengapa seorang Rasul menitipkan salam kepada seorang penyembah api..?. Lalu ia berthawaf lagi, capek dan tidur kemudian mimpi lagi, sampai 3 kali. Maka beliau pergi menemui orang yahudi dan bertanya kepadanya apakah ada amalan yang dilakukannya. Lalu si Bahrom dengan bangganya menjawab “Saya menikahkan anak laki-laki dan perempuan saya”.

Sontak, jawaban Bahrom membuat heran Ibnul Mubarak “Oh, bukan itu. Itu dilarang di agama saya. Apa ada lagi..?” Lalu di jawab “oh, ada satu lagi amalan saya, karena anak saya perempuan sangat cantik dan saya anggap tidak ada yang pantas menikahinya di daerah sini maka saya nikahi sendiri”. Ibnul Mubarak heran lagi “Oohh, bukan itu. Itu juga dilarang di agama kami”. Maka ketika pesta pernikahannya, Bahrom menyalakan lilin di pojokan rumahnya dan ternyata selalu di tiup oleh seorang Muslimah, di nyalakan lagi oleh Bahrom dan tetapi dimatikan lagi oleh muslimah itu. Maka bahrom menjadi jengkel dan mengira itu adalah tipu daya maling, karena dengan ditiupnya lilin itu akan memudahkan melakukan pencurian. Maka bahrom menguntit muslimah itu ke rumahnya, dan menemui dua anaknya yang masih kecil sedang kelaparan dan menanyakan apakah ada makanan kepada ibunya. Mendengar kepiluan itu, Bahrom menjadi bergetar hati dan mengambil sekian banyak makanan dan memberikan secara cuma-cuma.

Baca Juga  Kalimat 'Allah' Sebagai Nama Seseorang

Dari kisah yang diceritakan bahrom ini, Ibnul Mubarak langsung faham inilah amal yang menjadikan Rasulullah menitipkan salam kepadanya. Lalu ia menyampaikan salam tersebut kepada bahram “Wahai Bahram, sesungguhnya Rasulullah SAW menitipkan salam kepadamu”. Sontak bahrom langsung bersyahadat. Masyaallah.

Sampai kisah ini, KH. Chamzawi menyampaikai terlepas dari benar tidaknya kisah ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa jangan menyepelekan seorangpun, karena hidayah allah itu sangat luas. Seseorang bisa langsung bersyahadat dan meninggal membawa iman, padahal sebelumnya masih sekian lama memegang agama majusi.

4. Shoimin Fis Syahri Ramadhan

Ini yang akan kita sambut bersama, bulan suci yang penuh hikmah. Bulan Ramadhan. Semoga kita bisa sampai dibulan mulia itu dengan sebaik baik keadaan. Allahumma Balighna Ramadhaan. amiin…


Begitulah sedikit catatan yang saya dapat tadi ketika pengajian, dengan dibumbui redaksi tambahan agar tulisan ini bisa difahami oleh banyak pembaca, Insyaallah Amiin,… Mohon maaf bila ada kesalahan, masukan dan kritik saran atau koreksi dapat disampaikan di kolom komentar.

Jazaakumullah Khoiran Katsiiran.

Malang, 13 Mei 2018.

Salam Hangat, ardan7779.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *