Pendakian Gunung Sindoro Sumbing via Kledung Juli 2018 (part 2)

ardan7779 TRAVEL - Pendakian Gunung Sindoro
ardan7779 TRAVEL - Pendakian Gunung Sindoro

Selamat datang di gubuk digitalku yang mungkin sama sekali tidak mewah ini, tapi sebisa mungkin saya isi dengan konten-konten menarik dan bermanfaat bagi siapa saja yang berkunjung. Hey There..!ย Kali ini saya pengen share sedikit pengalaman pendakian gunung Sindoro dan Sumbing. Oh iya, sebelumnya sudah saya tulis cerita part 1 nya, untuk yang belum baca langsung saja KLIK DISINI (PART 1).

Pendakian Gunung Sindoro via Kledung. Setelah sebelumnya melakukan pendakian Gunung Sumbing, dan sampai basecamp Sindoro sekitar pukul 3 Sore. Kami lalu beristirahat sejenak untuk kemudian mandi membersihkan badan (karena kotor habis bergelut dengan Engkol-engkolan Gunung Sumbing :v) dan kemudian kami sholat Jama’ Takhir Dhuhur dan Ashar.

Tiket Pendakian Gunung Sindoro via Kledung (1)

Tiket Pendakian Gunung Sindoro via Kledung (1)

Tiket Pendakian Gunung Sindoro via Kledung (2)

Tiket Pendakian Gunung Sindoro via Kledung (2)

Di sela-sela istirahat, kami juga melakukan registrasi, mendaftarkan diri membeli tiket masuk pendakian. Per orang dikenakan biaya masuk pendakian sebesarย 10K dan untuk biaya MCK, Charger, dan penitipan barang 5K, dan untuk parkir sebesar 5K permotor. Kami bertiga dengan 2 motor, walhasil menghabiskan 55K untuk semua keperluan simaksi. Tiket pendakian dikeluarkan oleh Perum Perhutani, seharusnya kami mendapatkan 3 tiket, namun hanya diberi 1 tiket untuk satu rombongan. Saya mempertanyakan hal tersebut ke petugas, katanya Tiket dari perhutani sedang kehabisan stok, walaupun sebenarnya agak janggal, namun kami tidak memperpanjang perihal itu. Kamipun melanjutkan mempersiapkan segala kebutuhan pendakian, peralatan, logistik, dll.

Peta Pendakian Gunung Sindoro via Kledung

Peta Pendakian Gunung Sindoro via Kledung

Peraturan Pendakian Gunung Sindoro via Kledung

Peraturan Pendakian Gunung Sindoro via Kledung

Membawa Bekal Nasi Dari Basecamp

Kami berencana mulai pendakian sehabis maghrib dan dengan sisa-sisa tenaga yang ada kami tidak mau direpotkan untuk memasak nasi, dll ketika sampai tempat kamp. Akhirnya kami memesan nasi bungkus untuk nantinya dimakan diatas setelah tenda terpasang, sehingga bisa segera istirahat. Warung makan berada di depan basecamp.

Ketika adzan maghrib terdengar, kami segera sholat jama’ ta’dzim Maghrib Isya’, setelah itu mengecek persiapan yang telah kami lakukan. Setelah semuanya siap kamipun memulai perjalanan sekitar pukul 7 Malam. Kami sengaja tidak menggunakan Ojek, karena menurut informasi jalur sindoro dari basecamp ke pangkalan akhir ojek tidak terlalu jauh dan jalan lebih enak.

Baca Juga  Catatan Pendakian Gunung Sumbing Sindoro Juli 2018 (part 1)

Jalan dari basecamp menuju pos 1 melalui pekarangan dan kebun milik warga. Jalan sudah ditata dengan tatanan batu khas pedesaan dan tidak terlalu menanjak. Sangat nyaman bila dilalui malam hari, namun jika melewatinya siang hari akan terasa sangat panas. Kamipun menikmati perjalanan malam diselimuti bintang-bintang ๐Ÿ˜€

Pos 1 Yang Terlewatkan

Perjalanan dari basecamp ke pos 1 sekitar 60 menit, dan dari pos1 ke pos pertengahan 30 menit (perjalanan malam, dengan langkah kaki konsisten).

Pos 1 Gunung Sindoro via Kledung merupakan bangunan kayu yang sudah tidak ditempati lagi, kurang terawat dan terdapat beberapa sampah. Bahkan ketika itu kami melewatinya, kami tidak menyadari bahwa itu sebuah pos karena memang gelap malam hari dan sangat sepi. Ketika sampai di pertengahan Pos 1 dan Pos 2 (Pangkalan Ojek Terakhir), sekitar pukul 20.30 WIB, kami bertemu dengan beberapa tukang ojek dan mengira bahwa itu pos 1, ternyata memang bukan. Pos satu sudah terlewatkan.

Di Pos pertengahan, kami istirahat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan. Sangat sepi, dingin, tidak bertemu pendaki lain karena memang sudah malam.

Menemui Korban Kecelakaan Kaki Terkilir

Diperjalanan menuju pos2, kami berpapasan dengan beberapa motor yang sedang mengefakuasi dua orang wanita yang kakinya terkilir ketika melakukan Summit Attack pulang dari Puncak Sindoro, bahkan sampai kakinya diangkat keatas dan seperti di gips dengan alat seadanya. melihat kondisi wanita itu sangat memprihatinkan, apalagi proses evakuasi yang memakai motor trail dengan kondisi jalur perjalanan yang berliku dan bergelombang. Malam hari pula, yang menambah suasana semakin payah. Semoga kondisinya lekas membaik dan bisa beraktifitas seperti sedia kala.

Perjalanan dari pos pertengahan hingga pos2 memakan waktu 1 jam. Disini menjadi titik persoalan, karena kata bapak tukang ojek, hanya 15 menit, tapi nyatanya 4x lipat! -_- . Yaa mungkin untuk menyemangati saja. Sampai di pos 2 sekitar pukul 11 malam, kami istirahat sejenak.

Di pos 2 kami mulai merasakan kuwalahan, sisa tenaga sudah hampir habis karena sebelumnya melakukan pendakian ke Sumbing. Oksigenpun berebut dengan pepohonan karena memang sudah larut malam, dingin mulai menerka jika langkah kaki tidak ada. Namun, disini kami masih punya tekat untuk paling tidak sampai di pos3 atau di SunriseCamp untuk mendirikan tenda sesuai rencana awal.

Baca Juga  5 Alasan Mengapa Memilih Gunung Bromo Sebagai Destinasi Utama Wisata Anda

Di pertengahan pos2 dan pos3, sekitar pukul 23.30 WIB kami menemukan sebuah latar datar yang bisa untuk mendirikan hanya 1 tenda, sangat sepi. Rekan saya sudah tidak bisa dipaksakan lagi untuk melanjutkan perjalanan karena sudah terlampau lelah. Akhirnya kamipun mendirikan tenda disitu. Tidak ada rekan pendaki lainnya, karena memang bukan tempat camp resmi. Rencana mendirikan tenda di sunrisecamp kami batalkan demi keselamatan.

Setelah tenda berdiri, kami merapikan barang untuk tempat tidur dan makan bekal nasi yang kami bawa. Susu hangat dan kopi panas seakan mengerti kebutuhan kami saat itu, menghangatkan, menyegarkan.

Sekitar pukul 00.30 kamipun terlelap.

Melanjutkan Perjalanan ke SunriseCamp

Paginya, kami terbangun dengan tenaga yang lumayan segar. Rencana kami hendak melanjutkan perjalanan ke sunrisecamp dan tidak memaksakan diri untuk mencapai puncak. Rekan saya bernama Bim ternyata masih merasakan lelah yang teramat sangat dan kaki yang sudah tidak bisa diajak kompromi untuk saat itu. Akhirnya saya dan rekan saya IK yang melanjutkan perjalanan.

Dari tempat kami mendirikan tenda hingga ke pos3 sekitar 45 menit. Ternyata memang masih lumayan jauh juga, sehingga bukan keputusan yang keliru kami tidak memaksakan diri. Di pos3 ada banyak rekan pendaki yang mendirikan tenda, tetapi rata-rata kosong ditinggal penghuninya melakukan summit ke puncak. Kami tidak berhenti lama di pos3 untuk melanjutkan perjalanan ke SunriseCamp yang hanya berjarak 10 menit. Di Sunrisecamp juga ada banyak tenda berdiri disana, namun sekali lagi terlihat sepi karena kebanyakan sedang summit ke puncak. Hanya ada beberapa rekan pendaki yang tinggal di tenda karena memang kondisi yang tidak memungkinkan.

Puncak Hanyalah Sebuah Bonus

Kami sampai di SunriseCamp sekitar pukul 9.30 Pagi. Sempat terfikir untuk melanjutkan perjalanan ke puncak (summit), namun kami mengurungkan niat karena rekan kami, BIM, berada di tenda menunggu. Saya dan Ik pun hanya mencapai sunrisecamp dengan berbagai pertimbangan tidak melanjutkan perjalanan. Sejenak berfoto dan menikmati pemandangan yang tidak kalah indah dari Puncak Gunung Sumbing. Memang, tidak ada gunung yang tidak istimewa.

Karena Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk menampakkan Kebesarannya

Pendakian Gunung Sindoro (dan Sumbing) (5)

View Hunung Sumbing dari SunriseCamp Gunung Sindoro

Pendakian Gunung Sindoro (dan Sumbing) (3)

SunriseCamp Gunung Sindoro dan Jalur Summit Attack menuju puncak (sebelah kanan)

Di Sunrisecamp juga terlihat beberapa gunung tetangga, Sumbing, Merapi, Merbabu, Lawu terlihat dengan jelas. Nampaknya disini memang benar adanya diberi nama SunriseCamp karena jika pagi hari saat fajar beranjak terlihat, akan sangat bagus dan agung keindahan yang disajikan.

Pendakian Gunung Sindoro (dan Sumbing) (3)

Dari kiri -> Lawu, Merbabu, Merapi, Sumbing

Beranjak Pulang

Walau kami tidak menggapai puncak sindoro, namun perjalanan kami sama sekali tidak sia-sia. Setelah menghabiskan beberapa waktu di SunriseCamp, kamipun turun. Sesampainya di tenda, kami masak untuk mengganjal perut dan memasang hammock untuk menikmati suasana tenang di ketinggian.

Peraturan Pendakian Gunung Sindoro via Kledung (4)

Memasang Hammock untuk menikmati suasana.

kami turun dari tenda sekitar pukul 12.30 selepas makan dan packing. Di Pos 2 kami berhenti sejenak dan membeli ES Nutrisari, lumayan untuk membasahi tenggorokan. Karena di tim kami tidak ada yg merokok, yaa jajananpun kami libas ๐Ÿ˜€

Baca Juga  [galery] Foto Panorama SunriseCamp Gunung Sindoro

Sesampainya di pos pertengahan pangkalan ojek, kami berhenti sejenak dan menikmati semangka yang sangat segar, berukuran cukup besar dengan harga 10K dapat 3. Semangka di ketinggian benar-benar segar, seperti yang saya rasakan di Gunung Slamet beberapa waktu lalu. Dingin alami, manis dan melepas dahaga. Diwarung tersebut juga menyediakan berbagai jajanan.

Pendakian Gunung Sindoro (dan Sumbing) (11)

Semangka di Pos Pertengahan Gunung Sindoro

Dari sini kami putuskan untuk berjalan saja sampai basecamp, mengingat biaya ojek yang menurut kami sebagai anak kuliahan terasa mahal, dan juga ingin menikmati perjalanan. Ternyata memang benar, view dari Pos 1 menuju basecamp dangat memanjakan mata. Terbentang perkebunan warga dan gunung Sumbing yang menjulang tinggi. Jalananya pun nyaman untuk dilalui, bebatuan tertata rapi dan untungnya matahari tidak leluasa memanasi langkah kami karena ada awan yang menghalangi.

Pendakian Gunung Sindoro (dan Sumbing) (13)

View Perkebunan Warga Dari Pos 1 menuju Basecamp Gunung Sindoro

Pendakian Gunung Sindoro (dan Sumbing)

Sesampainya di basecamp sekitar pukul 3 sore, kamipun beristirahat sejenak dan mempersiapkan barang untuk pulang.


Demikian perjalanan pendakian Gunung Sindoro (part 2 ini) dan Sumbing (part 1). Walau kami tidak mencapai puncak, namun Allah selalu menjawab doa hambanya, kami dapat pulang dengan selamat karena memang itu tujuan utama. Bukan hanya itu, kami diberikan cuaca yang sangat bersahabat, tidak mendung juga tidak terlalu panas. Alhamdulillah.. Semoga sedikit cerita ini bisa menjadi pengingat saya pribadi di kemudian hari, syukur bisa memberi sedikit informasi kepada siapapun yang sedang membaca ini.

Bagaimana Kisah Perjalanannmu..? Ceritakan di kolom komentar ya..! ๐Ÿ˜€

Salam Lestari, Bawa Turun Sampahmu..!

You may also like...

2 Responses

  1. KuReview says:

    Bagus juga foto kamu ardan. MANTAB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *